Sosialisasi Program Percepatan Penurunan Stunting |
Kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) ini di hadiri, BN Holik Qodratullah, SE. MSi
Ketua DPRD Kab. Bekasi, Ahmad Saefudin. SE, Caleg Partai Gerindra Dapil 1, BKKBN Provinsi, Firzawati Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Bekasi. Perwakilan Kepala Desa dan lebih dari 200 peserta yang merupakan warga setempat.
“Kasus stunting secara nasional berada di bawah 20 persen. Namun ada daerah-daerah tertentu, terutama di Indonesia bagian timur, yang angkanya cukup tinggi. Daerah itu menjadi perhatian bersama agar kasus stunting menurun,” kata Putih Sari usai acara.
Meski begitu kesadaran warga akan stunting hari ini cukup tinggi. Akan tetapi, kata dia, masih harus terus diingatkan di antaranya melalui kegiatan KIE seperti ini.
“Khusus di Kabupaten Bekasi, data terakhir berada di angka 17 persen Ada peningkatan, hal ini disebabkan beberapa faktor, seperti COVID-19 misalnya,” ujar politisi Partai Gerindra itu.
Disebutkan Putih Sari, Komisi IX DPR RI bersama BKKBN mengajak seluruh masyarakat agar semakin melek terhadap potensi stunting. “Sehingga bisa bersama-sama melakukan percepatan penurunan angka stunting,” ucap Putih Sari.
Sementara itu, Perwakilan BKKBN Jawa Barat Engela Sri Melanie mengatakan, berdasarkan data 2022, kasus stunting di Provinsi Jawa Barat berada di angka sekitar 20,6 persen.
Angka tersebut, lanjutnya, hari ini berangsur menurun seiring masifnya sosialisasi dan penanganan kasus stunting yang dilakukan.
“Pada 2022 angkanya ada di sekitar 20,6 persen, turun dari yang sebelumnya 24 persen di 2021. Untuk 2023 targernya turun minimal 3 persen,” kata dia.
Adapun untuk target nasional kasus stunting di angka 14 persen pada 2024, dirinya mengaku optimis bisa terealisasi dengan berbagai upaya, salah satunya melalui sosialisasi kepada masyarakat.
“Kegiatan sosialisasi seperti ini mendapatkan sambutan warga yang sangat antusias. Mudah-mudahan target 14 persen tahun depan bisa tercapai,” tutup Engela. (Winarsih)